Minggu, 04 Desember 2011

Jumat, 02 Desember 2011

IMPLIKASI PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN/KEMATANGAN PESERTA DIDIK TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN



Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas (pembawaan) dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya. Meskipun demikian proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut bukan berarti tanpa mengikuti pola atau prinsip. Proses pertumbuhan/perkembangan secara umum tetap mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku secara alami untuk setiap individu.
Dari pernyataan di atas, maka dapatlah ditarik beberapa butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:
  1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu. Interaksi antara individu dengan lingkungan social itulah yang memungkinkannya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan, sehingga akan dapat mencapai keterampilan-keterampilan tertentu yang dituntut sesuai dengan tingkat perkembangannya. Disinilah peran lingkungan nampak, sehingga diharapkan lingkungan dapat memberikan atau menyediakan stimulasi-stimulasi bagi berlangsungnya pertumbuhan atau perkembangan secara wajar dan lancar.
  2. Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan. Disinilah peran faktor intra individual yang berupa potensi-potensi psikis seperti minat, motivasi, dan sebagaimana untuk diaktualisasikan oleh individu dengan bantuan dari pendidik. Pendidik tidak hanya menanti kapan individu itu bangkit, melainkan harus berupaya agar potensi-potensi yang ada pada peserta didik dapat teraktualisasikan secara baik.
  3. Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga. Disini pun manusia belajar menyesuaikan diri pada nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dan diikuti oleh anggota-anggota kelompok dalam lingkungan keluarga itu. Oleh karenannya keluarga adalah lembaga social pertama yang dikenal oleh anak dalam rangka proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
  4. Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
  5. Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain. Untuk menunjang perkembangan anak sesuai dengan berbagai jenis kematangan dan tingkat kematangan tersebut, maka para pendidik/pengajar/pengasuh anak hendaknya berusaha menciptakan atau mengembangkan lingkungan belajar secara efektif. Jadi segala sesuatunya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atau tingkat pertumbuhan atau perkembangan peserta didik.
  6. Kematangan sosial merupakan lkitasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.Oleh karena itu, lingkungan social yang menguntungkan akan sangat menunjang perkembangan kecerdasan peserta didik.
  7. Kematangan emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya. Maka dapat dipahami bahwa seorang peserta didik hanya akan dapat belajar apabila ia didorong, dimotivasi sehingga menjadi tergerak, terdorong untuk mempelajari sesuatu.
  8. Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan. Oleh karena itu wajarlah kiranya apabila para pendidik mengutamakan kesehatan jasmani anak sebagai pangkal tolak untuk perkembangan manusia seutuhnya. Usaha-usaha kearah ini dilakukan di sekolah-sekolah melalui kegiatan ekstra misalnya : perkumpulan olahraga bela diri, pencak silat, bola volley, dan sebagainya.
  9. Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
  10. Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Oleh karena itu untuk memahami tingkah laku peserta didik perlu dilakukan peninjauan latar belakang kehidupan keluarga.
  11. Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Iklim emosional yang positif atau negative dalam keluarga akan mewarnai sikap dan tingkah laku anak pada masa-masa perkembangan berikutnya.
  12. Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya. Dengan sikap yang demikian ia mengadakan pendekatan terhadap dunia orang dewasa. Kecenderungan untuk mendapatkan informasi yang benar atau memperoleh penerangan dalam interaksi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan social merupakan kehausan fakta dan data yang tak terpuaskan.
  13. Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat. Pada akhir masa ini anak mengalami suatu masa tenang, sadar akan diri sendiri dan menaruh perhatian yang menyegarkan terhadap lingkungan fisik maupun sosialnya.
  14. Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
  15. Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok. Agar supaya pendidik dapat mendirikan perlakuan secara tepat dan terarah maka pendidik hendaknya memahami secara benar siapa sebenarnya peserta didik itu, bagaimana latar belakangnya (lingkungannya) dan bagaimana kecenderungan-kecenderungannya dalam bertingkah laku (mengetahui apa yang menjadi tujuan-tujuannya). Dengan demikian pendidikan harus berusaha membantu perkembangan peserta didik secara optimal dengan tetap memperhatikan segi-segi pembawaan, lingkungan, kematangan, dan usaha-usaha belajar yang berkaitan dengan motivasi dan kebutuhan.

Kamis, 01 Desember 2011

PENGELOLAAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM DAN MERENCANAKANG SERTA MELAKSANAKAN PERCOBAAN


BAB 1

PENDAHULUAN


Proses belajar mengajar dapat dilakukan dalam beberapa kondisi dasn situasi yang disesuaikan. Belajar mengajar secara umum dapat diterapkan disekolah atau di dalam kelas sehingga ada interaksi antara guru dan siswa. dalam mengajar juga guru memiliki metode, pendekatan, bahkan strategi dalam mencapai tujuan pembelajaran disekolah. Laboratorium adalah salah satu tempat yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan dalam mempelajari biologi, sehingga banyak hal yang harus diperatikan ketika kita sebagai seorang guru akan mengajarkan kepada anak didik dengan menggunakal laboratorium dalam rangka mencapai tujuan baik dari guru ataupun dari siswa itu sendir.  Pada bab II dibahas dari apa sebenarnaya laboratorium itu, organisasi laboratorium, P3k dan bagaimana merencanakan serta melaksanakan kegiatan di laboratorium.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     LABORATORIUM DAN PERLENGKAPANNYA

Pengertian Laboraturium

            Pengertian Laboratorium dapat disimak dari kata “ Laboratory” yang berarti laboratorium atau studio adalah sarana penunjang dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu yang sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Laboratorium juga dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan ujicoba (percobaan) terhadap benda yang diteliti.
Secara umum Laboratorium  adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang diperhadapkan secara langsung
Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana percobaan atau penelitian dilakukan. Dapat berupa tempat terbuka ataupun tempat tertutup.
            Praktikum dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan mempraktekkan segala aktifitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian.

Fungsi Laboratorium
            Fungsi dari laboratorium itu sendiri adalah
1.      Sebagai tempat timbulnya masalah, dimana melalui pelaksanaan praktikum di laboratorium maka masalah bisa saja timbul.
2.      Sebagai tempat memecahkan masalah
3.      Sebagai tempat mendidik untuk menjadi cermat, sabar, kritis, jujur dan cekatan
4.      Sebagai tempat untuk melatih kebiasan, sikap dan keterampilan
5.      Tempat pameran (Display), dimana laboratorium berisi banyak sekali penelitian, karya dan juga dilegkapi alat-alat atau barang yang membantu dalam mempelajari Biologi. Misalnya, gambar tubuh manusia dalam bentuk rangka,ataupun dalam bantuk yang lain.
6.      Tempat Museum kecil.
Selain itu manfaat praktikum juga adalah
a.       Pengetahuan yang dipelajari kontak secara langsung melalui alat-alat dan bahan kimia,juga isi dari laboratorium itu sendiri.
b.      Kebebasan setiap siswa dilaksanakan sebagai dasar dalam belajar
c.       Mengembangkan karakter intelektual dan moral dari praktikum

Perlengkapan Laboratorium
            Perlengkapan atau fasilitas dalam laboratorium adalah
1.      Meja
Ada beberapa macam meja yang seharusnya ada di dalam laboratorium yaitu
-          Meja Kerja untuk Siswa
Mempunyai ukuran yang disesuaikan dengan kegunaannya. Untuk laboratorium yang ideal dibutuhkan untuk tingginya adalah tidak kurang dari 85 cm. Meja juga harus dipasang permanen agar dapat dipasang pipa gas, air, listrik dan bak cuci. Dan pada umumnya siswa bekerja dengan berdiri.

-          Meja Kerja Untuk Guru
Mempunyai ukuran tinggi sekitar 70 cm. dan luasnya agak besar. Meja itu diperlukan guna untuk tempat meletakkkan peralatad atau bahan ajarnya , untuk itu meja guru dilengkapi dengan lemari kecil.

-          Meja Dinding
Diletakkan pada satu sisi ruang atau dinding laboratorium dibawah jendela. Meja ini banyak digunakan untuk kegiatan dengan menggunakan mikroskop atau kegiatan lain yang memerlukan penerangan alami. Meja dinding juga dipakai untuk meletakkan aquarium atau percobaan lain. Meja dinding juga dapat dilengkapi dengan almari kecil,laci atau rak kecil.

2.      Lemari
Lemari di Laboratorium dapat  dibedakan berdasarkan bentuk dan kegunaanya.
a.       Lemari untuk Menyimpan dibagi menjadi tiga macam yaitu
1.      Lemari Biasa, ada yang berdaun pintu kayu dan ada juga yang berdaun pintu kaca. Sedangkan lamari yang semata-mata untuk menyimpan alat dan bahan sebaiknya menggunakan daun pintu dari kayu.
2.      Lemari Gantung, terutama untuk memenuhi kebutuhan atau tempat penyimpanan, tetapi ruang laboratorium tidak cukup luas untuk menyimpan semua peralatan laboratorium. Oleh karena itu,lemari gantung sebaiknya digantungkan pada dinding bagian belakang ruang kegiatan  belajar mengajar dengan kuat. Lemari gatung yang digunakan untuk pameran sebauknya berdaun kaca.
3.      Lemari Bawa Meja, biasanya dipasang dibawah meja demonstrasi, dibawa meja dinding. Juga dapat dipasang dibawa meja praktikum sisw, bila meja ini sifatya permanent. Untuk meja-meja  yang dapat dipindah-pindahkan, penambahan lemari tidak disarankan.
Yag ideal hendaknya disetiap laboratorium disediakan rak-rak khusus untuk menyimpan tas-tas maupun buku-buku siswa yang tidak digunakan selama mereka praktikum.

b.      Lemari Asap
Merupakan semacam lemari khusus yang hanya digunakan didalam laboratorium kimia. Dibuat dari bahan porselen dan atapnya dari asbes

3.      Bak Cuci / Rak
Bak cuci atau rak sangat diperlukan terutama bagi laboratorium Biologi dan Kimia. Laboratorium Biologi dan Kimia banyak menggunakan air. Air tidak saja digunakan sebagai alat cuci-mencuci, tetapi depergunakan untuk serana percobaan maupu pemadam kebakaran. Air yang digunakan dalam laboratorium harus bersih dan selalu dapat mengalir melalui pipa-pipa dan krannya harus bekerja dengan baik. Harus memiliki saluran pembuangan yang baik dan lancar.

4.      Listrik
Listrik merupakan komponen yang tidak dapat dihilangkan dari laboratorium. Semua jenis laboratorium menggunakan arus listrik. Untuk laboratorium IPA, diperlukan sumber tenaga listrik bertekanan Rendah dan bertenaga tinggi. Perlu juga diingat oleh peserta didik agar terhindar dari sengatan listrik.
5.      Gas
Gas tabung LPG sebagai bahan karet mudah dan gampang untuk memperolehnya dari berbagai distributor atau penjual-penjual khusus. Gas ini digunakan sebagai bahan beaker lampu penerangan. Untuk pengganti gas sebagai bahan bakar, umumnya digunakan lampu spritus.

6.      Papan Tulis
Diletakkan melekat didinding di belakang meja demonstrasi. Ukuran papan tulis tidak harus besar tetapi tidak juga terlalu kecil. Papan tulis ini juga berfungsi untuk keperluan menulis atau arahan dari guru pembimbing praktikum. Papan tulis di letakkan pada bagian depan kelas agar mudah dilihat oleh siswa.

7.      Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium, terutama untuk laboratorium biologi. Pasokan air dalam laboaratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, karena kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Air yang masuk harus lancar. Demikian juga air yang keluar laboratorium harus melewati pipa-pipa.
           
           
B.     ORGANISASI LABORATORIUM

Pengelolaan Laboratorium
            Struktur organisasi laboratorium dibuat untuk mengatur ketenagaan, mekanisme serta pola pengawasannya. Komponen utama Pengelolaan  laboratorium jurusan biologi yaiut terdiri dari:
1.      Pimpinan Jurusan
2.      Kepala laboratorium
3.      Jurusan biologi
4.      Ketua laboratorium
5.      Pimpinan praktikum
6.      Teknisi, laboran, alanis

              Penanggung Jawab


 


            Pelaksana administrasi


 


Pelaksana Fisik (Laboran)     Pelaksana Fisik (Laboran)         Pelaksana Fisik (Laboran)

                     Struktur organisasi laboratorium

Pengelolah laboratorium terdiri dari
a.       Penanggung jawab  Laboratorium
b.      Pelaksana Administrasi
c.       Pelaksana fisik / Laboran

Disiplin dalam Laboratorium
                        Disiplin dalam Laboratorium berisi tata tertib, berisi tiga hal pokok
1.      Larangan, Penggunaan zat beracun (Berbahaya) dilaksanakan tanpa menggunakan petunjuk atau pengaturan guru.
2.      Petunjuk, Melakukan pekerjaan tertentu ataupun cara mencegah kerusakan dan mencegah bahaya yang akan ditimbulkan.
3.      Suruhan, Mejaga kebersihan dalam melakukan sesuatu bila terjadi kebakaran.

Disiplin Dalam Laboratorium
Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi unit, seksi atau sub unit di lab. dengan prinsip partisipatif, profesional dan kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi menyeluruh oleh kepala lab. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasil. Untuk jelasnya diberikan pengertian-pengertian sebagai berikut:
1.Koordinasi
Koordinasi adalah suatu upaya/usaha pimpinan untuk menyelaraskan kegiatan masing-masing petugas dalam organisasi dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai rencana dengan hasil tepat sasaran atau target. Hal ini dapat dilaksanakan dengan jalan mengadakan rapat-rapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan yang dihadapi oleh berbagai petugas atau seksi/sub unit organisasi. Dalam pembahasan tersebut diharapkan akan mencapai kesepakatan bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
   2. Perencanaan
Perencanaan adalah proses atau kegiatan menetapkan apa yang akan kita kerjakan di masa yang akan datang baik mengenai waktu, jumlah, dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran tertentu. Bila perencanaan tersebut dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih baik dan rinci maka tujuan usaha ini dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih memuaskan karena dapat diselesaikan menurut  urutan tingkatan penting dan yang kurang penting. Perencanaan biasanya dibagi menjadi jangka panjang misal untuk 1-2 tahun, jangka menengah untuk lima tahun dan jangka pendek atau rencana tahunan. 
3. Organisasi dan Pelaksanaan
Merupakan adalah pelaksanaan atau tata kerja berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk, semua kegiatan lababoratorium selama 24 jam (lab. pagi, sore dan malam,). Pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan efektivitas, efisiensi dan produktifitas.
   3.a. Efektivitas adalah evaluasi atau penilaian tentang apakah kegiatan telah dilakukan sesuai dengan yang direncanakan baik mengenai waktu kerja maupun mengenai mutu dan volume kerja.
3.b. Efisiensi adalah suatu evaluasi terhadap suatu proses atau kegiatan dengan jalan mengukur masukan (input) dengan keluaran (output), atau antara sumber daya yang digunakan dengan hasilnya, atau satuan biaya tertentu dengan hasilnya.
3.c. Produktivitas dapat didefinisikan dengan efisiensi penggunaan sumber daya tertentu dalam menghasilkan output. Cara pengukurannya antara lain adalah sebagai berikut: keluaran/hasil (output) per jam orang dan Keluaran/hasil (output per unit modal.
4.  Pengawasan
Pengawasan adalah segala upaya yang harus dilakukan oleh atasan langsung dengan maksud agar segala sasaran atau rencana yang ingin dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Upaya-upaya dilakukan dalam pengawasan itu banyak bentuk serta variasinya


C.     PEMELIHARAAN ALAT DAN BAHAN
Setelah alat-alat laboratorium dipergunakan, perlu diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Perilaku terhadap setiap jenis peralatan berbeda. Penanganan terhadap alat ata gelas tentu berbeda dengan alat logam. Dengan pemeliharaan dan penyimpanan alat yang baik dapat memperpanjang usia penggunaan alat-alat tersebut.
            Beberapa ketentuan yang harus dipatuhi pada pemeliharaan peralatan, yaitu antara lain :
1)      Alat gelas dibersihkan dengan sabun detergen dengan menggunakan sikat yang sesuai. Misalnya buret dengan menggunakan sikat panjang.
2)      Khusus alat yang terbuat dari bahan plastic gunakan spon agar plastic tidak  tergores.
3)      Alat gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi basah, membentuk semacam film yang tipis. Bila alat tersebut belum bersih akan tampak kumpulan air (titik air) pada permukaan alat.
4)      Minyak atau kerak yang tertinggl pada gelas dapat dibersihkan dengan merendam gelas selama semalam pada larutn pembersih.
5)      Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak pengering sebelum disimpan.
6)      Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun detrgen dan kemudian dikeringkan sebelum disimpan.

Setelah alat-alat laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu disimpan dengan rapid an siap untuk digunakan pada kegiatan laboratorium berikutnya. Beberapa ketentuan dalam penyimpanan alat adalah sebagai berikut :
1.      Penyimpanan alat gelas harus terpisah dengan alat logam
2.      Alat gelas misalnya tabung reaksi, pipet, bursen dan dapat ditempatkan pada tempat tertentu atau pada kotak yang tersedia.
3.      Thermometerbila dipergunakan dengan dan basah, trlebih dahulu dikeringkan beberapa lama diruang terbuka pada suh ruangan, dan selanjutnya disimpan ditempat yang telah disediakan.
4.      alat  logam misalnya statif, batang statif tidak perlu dilepas dari dasar statif, dan diletakkan diatas meja.
5.      Alat logam yang sejenis disimpan ditempat yang sama dan usahakan agat tetap dalam keadaan kering.
Demikian beberapa petunjuk dalam pemeliharaan dan penyimpanan alat, alat gelas dan logam, yang perlu dipatuhi agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai dan tidak cepat rusak.



D.     KEAMANAN, KESELAMATAN DAN P3K

Keselamatan dan keamanan Kerja (P3K) di laboratorium memerlukan perhatian dan upaya yang terus menerus, sejalan dan melekat dengan pelaksanaan pekerjaan laboratorium itu sendiri baik dibidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Penglolaan laboratorium supaya merupakan bagian yang melekat pada semua aktivitas laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kesakaitan, penderitaan, serta kerugian material dan financial.
Perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dilaboratorium dengan membina dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan Keselamatan di laboratorium, antara lain dengan diberikannya serta adanya informasi ayng cukup dan relevan untuk dapat mengerti dan mengethui bahay-bahaya dilaboratorium serta akibat-akibat yang diakibatkan oleh bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya.
Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan, suatu kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan membahayakan siring terjadi dilaboratorium ataupun dibengkel, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan laboratorium.
Salah satu hal penting yang diharapkan dari melakukan kegiataan dan eksperimen didalam belajar sains adalah agar siswa atau mahasiswa berhadapan langsung  dengan suatu gejala atau fenomena. untuk sebagian mahasiwa pemahaman akan terjadi dengan cara melakukan (learning by doing). Eksperimen dapat merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan dapat juga membahayakan. Guru atau dosen harus mampu mencegah terjadinya kecelakaan. Siswa atau mahasiswa harus mengetahui tentang bahaya-bahaya yang dapat terjadi di dalam melakukan suatu kegiatan laboratorium atau eksperimen sehingga mereka melakukannya dengan hati-hati. Dengan demikian bahaya terjadinya kecelakaan dapat dihindari.

a. Sumber Terjadinya Kecelakaan

Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, akan tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratorium:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium.
2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium  dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
3. Kurang bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
4. Kurang atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan atau perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
Terjadinya kecelakaan yang menggunakan laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggungjawabnya.

b. Jika Terjadi Ledakan
            Apa yang harus dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan tidak dapat dinyatakan dalam suatu rangkayan atau aturan sederhana. Cara terbaik adalah menanganinya setenang mungkin dan banyak melatih kepekaan. Pertolongan pertama pada kecelakaan dapat dijadikan acuan jika diperlukan.
            Dosen atau guru perlu memberikan petunjuk kepada siswa atau mahasiswa tentang perlunya mendapat laporan semua kecelakaan, baik berupa luka maupun tidak. Hal ini dilakukan agar kecelakaan tersebut mendapat perlakuan selayaknya dan memungkinkan dosen atau guru menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan.
            Ada tiga hal mendasar yang harus diperoleh untuk mengidentifikasi informasi tentang kecelakaan yaitu
            1. Gambaran kecelakaan temasuk luka jika ada.
            2. Sebab-sebab kecelakaan.
3. Gambaran tindakan yang harus dlakukan untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan.

c. Perlengkapan Kecelakaan
Perlengkapan kecelakaan dibagi atas dua kelompok, yaitu :
1. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
2. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.

            Setiap orang harus mengetahui bagaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan. Ketika peralatan darurat diperlukan, kecepatan dapat diUtamakan. Alat-alat darurat terdiri dari :
a)      Alarm Kebakaran
b)      Alat dan bahan pemadam kebakaran
c)      Pancuran Keselamatan
d)     Botol pencuci mata
e)      Pintu Darurat
f)       Selimut Kebakaran
Dalam bekerja dengan berbagai bahan korosif dan bahan perwarna, pengetahuan tentang metode perlindungan pribadi manjadi hal penting. Walaupun tujuan utama adalah untuk menceggah kecelakaan, penting untuk menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka terjadi kecelakaan.
Beberapa perlengkapan pribadi biasa digunakan adalah
1. Jas Laboratorium.
Untuk mencegah kotornya pakaian. Penggunaan sangat umum akan tetapi tidak popular dikalangan siswa SMU karena keengganan untuk membawa dan memakainya.
2. Perlindungan lengan, tangan dan jari.
Sarung tangan yang mudah dikenakan dan dilepaskan merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari panas, bahan kimia dan bahaya lainnya.
3. Perlindungan mata.
Kacamata pelindung digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia dan dilaboratorium perlu disediakan paling sedikit sepasang. Idealnya setiap siswa atau mahasiswa memilikinya.

4. Respirator atau lemari uap.
Respirator digunakan sebagai perlindungan terhadap gas, uap dan debu yang dapat menggangu slauran pernafasan. Bila bekerja dengan gas-gas beracun walaupun hanya sedikit agar melindungi dari keracunan.
5. Sepatu pengaman.
Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan soalnya yang padat harus dipakai saat bekerja di laboratorium atau bengkel. Jangan menggunakan sandal untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh  benda-benda berat.
6. Laya Pelindung.
            Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan-bahan kimia dan alat-alat hampa udara. Layar ini ditempatkan dimeja dosen atau guru.

Alat-alat perlindungan seperti kacamata, sarung tangan  dan respirator harus ditempatkan terbuka, demikian juga alat lain yang digunakan secara terstruktur, jangan disimpan tersembunyi dalam lemari. Petunjuk penggunaanya harus diikuti dengan kesadaran bahwa hal tersebut adalah untuk kebaikan siswa atau mahasiswa dan bukan sekedar peringatan. Semua perlengkapan harus dipelihara dengan baik.

d. Upaya Pencegahan Kecelakaan
           Pencegahan kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin karena lebih muahda dan murh dibandingkan dengan perbaikan dan penggantian akibat kecelakaan yang sudah terjadi apalagi kerugian akibat kebakaran dan kematian. Pada dasarnya ada empat prinsip untuk membuat suatu laboratorium bebas dan aman dari kecelakaan (accident free operation), yaitu :
1. Semua kecelakaan sekecil apapun yang mungkin terjadi, harus dapat dicegah sedini mungkin.
2. Lingkungan kerja termasuk bangunan, alat, sistem, dan sarana laboratorium harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kecelakaan.
3. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus dilatih agar membiasakan diri bekerja secara aman, bersih dan disiplin.



A.     MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN DI LABORATORIUM

Merencanakan (Plan)

Sebelum melaksanaan Praktikum di laboratorium maka perlu memperhatikan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dengan Merencanakannya. Rencana yang akan dilaksanakan di laboratorium dibuat dan disusun oleh guru  yang bersangkutan dengan memperhatikan materi yang akan disampaikan kepada siswa atau peserta didik. Rencana bisa dalam bentuk Penuntun Praktikum, Lembar Kerja Siswa (LKS), atau Jurnal. Persiapan guru yang diperlukan disini dimana setiap materi yang diberikan atau yang akan sampaikan kepada siswa harus dipersiapkan dengan matang, karena akan mempengaruhi kinerja bahkan pemahaman siswa dalam  memahami materi. Sebelum melaksanakan praktikum yang pertama dilakukan adalam menyampaikan apa yang akan dilaksanakan dilaboratorium, biasanya diberikan di dalam kelas sebelum pelaksanaan praktikum.
Rencana kegiatan dalam bentuk LKS, Penuntun Praktikum, atau Jurnal harus lebih dahulu dipahami oleh siswa, agar tiba waktunya pelaksanaan maka tidak lagi kebingungan dalam mengambil tindakan dilaboratorium.

Melaksanakan (Do)

            Dalam melaksanakan Kegiatan dilaboratorium maka diperlukan Kedisiplinan dalam melaksanakan praktikum. Dimana semua tindakan yang kita lakukan dilaboratorium harus dilaksanaakan dengan hati-hati. Ada tiga disiplin dalam melaksanakan ketertiban di laboratorium yaitu Larangan, Petunjuk dan Suruhan.
            Tugas dari seorang guru yaitu selain menuntun anak didik tetapi juga mengawasi setiap perilaku atau mengontrol apa yang dilakukan oleh siswa di laboratorium. Melihat kondisi dan situasi kelas yang sedang melaksanakan praktikum, dan juga mengadakan penilaian yang objektif kepada siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebelumnya.
            Dalam pelaksanaan ini juga guru tak henti-hentinya memberikan arahan bahkan memberikan peringatan kepada setiap siswa (murid) agar tetap berhati-hati dimana jika terjadi sedikit kesalahan maka akan berpengaruh sangat besar baik fisiknya ataupun jiwa dari siswa, dan bahkan bisa menimbulkan trauma bagi yang pernah terkena kecelakaan atau kesalahan dalam setiap melaksanakan tugasnya dalam praktikum.



BAB III

KESIMPULAN


            Laboratorium adalah sarana penunjang dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu yang sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Laboratorium juga dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan ujicoba (percobaan) terhadap benda yang diteliti.
Fungsi dari laboratorium itu sendiri adalah  Sebagai tempat timbulnya masalah, dimana melalui pelaksanaan praktikum di laboratorium maka masalah bisa saja timbul. Sebagai tempat memecahkan masalah dan masih banyak lagi kegunaannya. Laboratorium dilengkapi oleh meja, lemari, papan tulis, rak, listrik, dan perlengkapan lainnya. Struktur organisasinya oleh kepala laboratorium sampai pada asisten (laboran).
Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan, suatu kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan membahayakan siring terjadi dilaboratorium ataupun dibengkel, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan laboratorium.






Daftar Pustaka :

-          Kaunang,T.D.2008.Hand Out Teknik Laboratorium. Tondano : Universitas Negeri Manado.
-          Edukasi.2009
http://www.e-dukasi.net/pengertian_laboratorium[Maret 2009]
-          Wirjosoematro, K,dkk. 2004. Teknik Laboratorium. IMSTEP : Jica
-          WIKIPEDIA.2009
http://www.wikipedia.com/wiki/Laboratorium[Maret 2009]

*berkreasilah,,jangan hanya COPY PASTE...!!