Pimnas, Jun 2011, di Universitas Hasanuddin Makassar
I created this blog to add and share knowledge, information and references to all friends all over Indonesia, and used his best May be useful for us
Minggu, 04 Desember 2011
Jumat, 02 Desember 2011
IMPLIKASI PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN/KEMATANGAN PESERTA DIDIK TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka
proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi
oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya
yaitu faktor hereditas (pembawaan) dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor
tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua
faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya. Meskipun
demikian proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut bukan berarti tanpa mengikuti
pola atau prinsip. Proses pertumbuhan/perkembangan secara umum tetap mengikuti
prinsip-prinsip yang berlaku secara alami untuk setiap individu.
Dari pernyataan di atas, maka dapatlah ditarik beberapa
butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:
- Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu. Interaksi antara individu dengan lingkungan social itulah yang memungkinkannya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan, sehingga akan dapat mencapai keterampilan-keterampilan tertentu yang dituntut sesuai dengan tingkat perkembangannya. Disinilah peran lingkungan nampak, sehingga diharapkan lingkungan dapat memberikan atau menyediakan stimulasi-stimulasi bagi berlangsungnya pertumbuhan atau perkembangan secara wajar dan lancar.
- Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan. Disinilah peran faktor intra individual yang berupa potensi-potensi psikis seperti minat, motivasi, dan sebagaimana untuk diaktualisasikan oleh individu dengan bantuan dari pendidik. Pendidik tidak hanya menanti kapan individu itu bangkit, melainkan harus berupaya agar potensi-potensi yang ada pada peserta didik dapat teraktualisasikan secara baik.
- Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga. Disini pun manusia belajar menyesuaikan diri pada nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dan diikuti oleh anggota-anggota kelompok dalam lingkungan keluarga itu. Oleh karenannya keluarga adalah lembaga social pertama yang dikenal oleh anak dalam rangka proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
- Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain. Untuk menunjang perkembangan anak sesuai dengan berbagai jenis kematangan dan tingkat kematangan tersebut, maka para pendidik/pengajar/pengasuh anak hendaknya berusaha menciptakan atau mengembangkan lingkungan belajar secara efektif. Jadi segala sesuatunya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atau tingkat pertumbuhan atau perkembangan peserta didik.
- Kematangan sosial merupakan lkitasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.Oleh karena itu, lingkungan social yang menguntungkan akan sangat menunjang perkembangan kecerdasan peserta didik.
- Kematangan emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya. Maka dapat dipahami bahwa seorang peserta didik hanya akan dapat belajar apabila ia didorong, dimotivasi sehingga menjadi tergerak, terdorong untuk mempelajari sesuatu.
- Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan. Oleh karena itu wajarlah kiranya apabila para pendidik mengutamakan kesehatan jasmani anak sebagai pangkal tolak untuk perkembangan manusia seutuhnya. Usaha-usaha kearah ini dilakukan di sekolah-sekolah melalui kegiatan ekstra misalnya : perkumpulan olahraga bela diri, pencak silat, bola volley, dan sebagainya.
- Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
- Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Oleh karena itu untuk memahami tingkah laku peserta didik perlu dilakukan peninjauan latar belakang kehidupan keluarga.
- Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Iklim emosional yang positif atau negative dalam keluarga akan mewarnai sikap dan tingkah laku anak pada masa-masa perkembangan berikutnya.
- Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya. Dengan sikap yang demikian ia mengadakan pendekatan terhadap dunia orang dewasa. Kecenderungan untuk mendapatkan informasi yang benar atau memperoleh penerangan dalam interaksi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan social merupakan kehausan fakta dan data yang tak terpuaskan.
- Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat. Pada akhir masa ini anak mengalami suatu masa tenang, sadar akan diri sendiri dan menaruh perhatian yang menyegarkan terhadap lingkungan fisik maupun sosialnya.
- Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
- Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok. Agar supaya pendidik dapat mendirikan perlakuan secara tepat dan terarah maka pendidik hendaknya memahami secara benar siapa sebenarnya peserta didik itu, bagaimana latar belakangnya (lingkungannya) dan bagaimana kecenderungan-kecenderungannya dalam bertingkah laku (mengetahui apa yang menjadi tujuan-tujuannya). Dengan demikian pendidikan harus berusaha membantu perkembangan peserta didik secara optimal dengan tetap memperhatikan segi-segi pembawaan, lingkungan, kematangan, dan usaha-usaha belajar yang berkaitan dengan motivasi dan kebutuhan.
Kamis, 01 Desember 2011
PENGELOLAAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM DAN MERENCANAKANG SERTA MELAKSANAKAN PERCOBAAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Proses
belajar mengajar dapat dilakukan dalam beberapa kondisi dasn situasi yang
disesuaikan. Belajar mengajar secara umum dapat diterapkan disekolah atau di
dalam kelas sehingga ada interaksi antara guru dan siswa. dalam mengajar juga
guru memiliki metode, pendekatan, bahkan strategi dalam mencapai tujuan
pembelajaran disekolah. Laboratorium adalah salah satu tempat yang baik untuk
mencapai tujuan pendidikan dalam mempelajari biologi, sehingga banyak hal yang
harus diperatikan ketika kita sebagai seorang guru akan mengajarkan kepada anak
didik dengan menggunakal laboratorium dalam rangka mencapai tujuan baik dari
guru ataupun dari siswa itu sendir. Pada
bab II dibahas dari apa sebenarnaya laboratorium itu, organisasi laboratorium,
P3k dan bagaimana merencanakan serta melaksanakan kegiatan di laboratorium.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
LABORATORIUM DAN PERLENGKAPANNYA
Pengertian
Laboraturium
Pengertian
Laboratorium dapat disimak dari kata “ Laboratory” yang berarti laboratorium
atau studio adalah sarana penunjang dalam satu atau sebagian cabang ilmu,
teknologi atau seni tertentu yang sesuai dengan keperluan bidang studi yang
bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.
Laboratorium juga dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan ujicoba
(percobaan) terhadap benda yang diteliti.
Secara
umum Laboratorium adalah tempat proses
belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman
belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang diperhadapkan secara langsung
Laboratorium
juga merupakan suatu tempat dimana percobaan atau penelitian dilakukan. Dapat
berupa tempat terbuka ataupun tempat tertutup.
Praktikum dalam pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan mempraktekkan segala aktifitas
dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian.
Fungsi
Laboratorium
Fungsi
dari laboratorium itu sendiri adalah
1. Sebagai
tempat timbulnya masalah, dimana melalui pelaksanaan praktikum di laboratorium
maka masalah bisa saja timbul.
2. Sebagai
tempat memecahkan masalah
3. Sebagai
tempat mendidik untuk menjadi cermat, sabar, kritis, jujur dan cekatan
4. Sebagai
tempat untuk melatih kebiasan, sikap dan keterampilan
5. Tempat
pameran (Display), dimana laboratorium berisi banyak sekali penelitian, karya
dan juga dilegkapi alat-alat atau barang yang membantu dalam mempelajari
Biologi. Misalnya, gambar tubuh manusia dalam bentuk rangka,ataupun dalam
bantuk yang lain.
6.
Tempat Museum kecil.
Selain itu manfaat praktikum juga adalah
a. Pengetahuan
yang dipelajari kontak secara langsung melalui alat-alat dan bahan kimia,juga
isi dari laboratorium itu sendiri.
b. Kebebasan
setiap siswa dilaksanakan sebagai dasar dalam belajar
c. Mengembangkan
karakter intelektual dan moral dari praktikum
Perlengkapan
Laboratorium
Perlengkapan
atau fasilitas dalam laboratorium adalah
1. Meja
Ada beberapa macam meja yang seharusnya
ada di dalam laboratorium yaitu
-
Meja Kerja untuk Siswa
Mempunyai ukuran yang disesuaikan dengan
kegunaannya. Untuk laboratorium yang ideal dibutuhkan untuk tingginya adalah
tidak kurang dari 85 cm. Meja juga harus dipasang permanen agar dapat dipasang
pipa gas, air, listrik dan bak cuci. Dan pada umumnya siswa bekerja dengan
berdiri.
-
Meja Kerja Untuk Guru
Mempunyai ukuran tinggi sekitar 70 cm.
dan luasnya agak besar. Meja itu diperlukan guna untuk tempat meletakkkan
peralatad atau bahan ajarnya , untuk itu meja guru dilengkapi dengan lemari
kecil.
-
Meja Dinding
Diletakkan pada satu sisi ruang atau
dinding laboratorium dibawah jendela. Meja ini banyak digunakan untuk kegiatan
dengan menggunakan mikroskop atau kegiatan lain yang memerlukan penerangan
alami. Meja dinding juga dipakai untuk meletakkan aquarium atau percobaan lain.
Meja dinding juga dapat dilengkapi dengan almari kecil,laci atau rak kecil.
2. Lemari
Lemari di Laboratorium dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan kegunaanya.
a. Lemari
untuk Menyimpan dibagi menjadi tiga macam yaitu
1. Lemari
Biasa, ada yang berdaun pintu kayu dan ada juga yang berdaun pintu kaca.
Sedangkan lamari yang semata-mata untuk menyimpan alat dan bahan sebaiknya
menggunakan daun pintu dari kayu.
2. Lemari
Gantung, terutama untuk memenuhi kebutuhan atau tempat penyimpanan, tetapi
ruang laboratorium tidak cukup luas untuk menyimpan semua peralatan
laboratorium. Oleh karena itu,lemari gantung sebaiknya digantungkan pada
dinding bagian belakang ruang kegiatan
belajar mengajar dengan kuat. Lemari gatung yang digunakan untuk pameran
sebauknya berdaun kaca.
3. Lemari
Bawa Meja, biasanya dipasang dibawah meja demonstrasi, dibawa meja dinding.
Juga dapat dipasang dibawa meja praktikum sisw, bila meja ini sifatya
permanent. Untuk meja-meja yang dapat
dipindah-pindahkan, penambahan lemari tidak disarankan.
Yag ideal hendaknya disetiap
laboratorium disediakan rak-rak khusus untuk menyimpan tas-tas maupun buku-buku
siswa yang tidak digunakan selama mereka praktikum.
b. Lemari
Asap
Merupakan semacam
lemari khusus yang hanya digunakan didalam laboratorium kimia. Dibuat dari
bahan porselen dan atapnya dari asbes
3. Bak
Cuci / Rak
Bak cuci atau rak
sangat diperlukan terutama bagi laboratorium Biologi dan Kimia. Laboratorium
Biologi dan Kimia banyak menggunakan air. Air tidak saja digunakan sebagai alat
cuci-mencuci, tetapi depergunakan untuk serana percobaan maupu pemadam
kebakaran. Air yang digunakan dalam laboratorium harus bersih dan selalu dapat
mengalir melalui pipa-pipa dan krannya harus bekerja dengan baik. Harus
memiliki saluran pembuangan yang baik dan lancar.
4. Listrik
Listrik merupakan
komponen yang tidak dapat dihilangkan dari laboratorium. Semua jenis
laboratorium menggunakan arus listrik. Untuk laboratorium IPA, diperlukan
sumber tenaga listrik bertekanan Rendah dan bertenaga tinggi. Perlu juga
diingat oleh peserta didik agar terhindar dari sengatan listrik.
5. Gas
Gas tabung LPG sebagai
bahan karet mudah dan gampang untuk memperolehnya dari berbagai distributor
atau penjual-penjual khusus. Gas ini digunakan sebagai bahan beaker lampu
penerangan. Untuk pengganti gas sebagai bahan bakar, umumnya digunakan lampu
spritus.
6. Papan
Tulis
Diletakkan melekat
didinding di belakang meja demonstrasi. Ukuran papan tulis tidak harus besar
tetapi tidak juga terlalu kecil. Papan tulis ini juga berfungsi untuk keperluan
menulis atau arahan dari guru pembimbing praktikum. Papan tulis di letakkan
pada bagian depan kelas agar mudah dilihat oleh siswa.
7. Air
Air merupakan fasilitas
yang penting dalam laboratorium, terutama untuk laboratorium biologi. Pasokan
air dalam laboaratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan,
kualitasnya juga harus baik, karena kualitas air yang kurang baik dapat
mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Air
yang masuk harus lancar. Demikian juga air yang keluar laboratorium harus
melewati pipa-pipa.
B.
ORGANISASI LABORATORIUM
Pengelolaan
Laboratorium
Struktur
organisasi laboratorium dibuat untuk mengatur ketenagaan, mekanisme serta pola
pengawasannya. Komponen utama Pengelolaan
laboratorium jurusan biologi yaiut terdiri dari:
1. Pimpinan
Jurusan
2. Kepala
laboratorium
3. Jurusan
biologi
4. Ketua
laboratorium
5. Pimpinan
praktikum
6. Teknisi,
laboran, alanis
Penanggung Jawab
Pelaksana
administrasi
Pelaksana
Fisik (Laboran) Pelaksana Fisik (Laboran) Pelaksana Fisik (Laboran)
Struktur organisasi
laboratorium
Pengelolah laboratorium
terdiri dari
a. Penanggung
jawab Laboratorium
b. Pelaksana
Administrasi
c. Pelaksana
fisik / Laboran
Disiplin dalam Laboratorium
Disiplin
dalam Laboratorium berisi tata tertib, berisi tiga hal pokok
1. Larangan,
Penggunaan zat beracun (Berbahaya) dilaksanakan tanpa menggunakan petunjuk atau
pengaturan guru.
2. Petunjuk,
Melakukan pekerjaan tertentu ataupun cara mencegah kerusakan dan mencegah
bahaya yang akan ditimbulkan.
3. Suruhan,
Mejaga kebersihan dalam melakukan sesuatu bila terjadi kebakaran.
Disiplin Dalam Laboratorium
Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi unit,
seksi atau sub unit di lab. dengan prinsip partisipatif, profesional dan
kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi menyeluruh oleh kepala
lab. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasil.
Untuk jelasnya diberikan pengertian-pengertian sebagai berikut:
1.Koordinasi
Koordinasi adalah suatu upaya/usaha pimpinan untuk
menyelaraskan kegiatan masing-masing petugas dalam organisasi dengan maksud
agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai
rencana dengan hasil tepat sasaran atau target. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan jalan mengadakan rapat-rapat baik formal maupun non formal yang membahas
berbagai hambatan yang dihadapi oleh berbagai petugas atau seksi/sub unit
organisasi. Dalam pembahasan tersebut diharapkan akan mencapai kesepakatan
bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi hambatan-kelemahan dan
meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
2. Perencanaan
Perencanaan adalah proses atau kegiatan menetapkan
apa yang akan kita kerjakan di masa yang akan datang baik mengenai waktu,
jumlah, dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran tertentu. Bila perencanaan
tersebut dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih baik dan rinci maka tujuan
usaha ini dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih memuaskan karena dapat
diselesaikan menurut urutan tingkatan
penting dan yang kurang penting. Perencanaan biasanya dibagi menjadi jangka
panjang misal untuk 1-2 tahun, jangka menengah untuk lima tahun dan jangka
pendek atau rencana tahunan.
3.
Organisasi dan Pelaksanaan
Merupakan adalah pelaksanaan atau tata kerja
berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk, semua kegiatan
lababoratorium selama 24 jam (lab. pagi, sore dan malam,). Pelaksanaan kegiatan
selalu berlandaskan efektivitas, efisiensi dan produktifitas.
3.a. Efektivitas adalah evaluasi atau penilaian tentang apakah
kegiatan telah dilakukan sesuai dengan yang direncanakan baik mengenai waktu
kerja maupun mengenai mutu dan volume kerja.
3.b. Efisiensi
adalah suatu evaluasi terhadap suatu proses atau kegiatan dengan jalan mengukur
masukan (input) dengan keluaran (output), atau antara sumber daya yang
digunakan dengan hasilnya, atau satuan biaya tertentu dengan hasilnya.
3.c. Produktivitas dapat
didefinisikan dengan efisiensi penggunaan sumber daya tertentu dalam
menghasilkan output. Cara pengukurannya antara lain adalah sebagai berikut: keluaran/hasil
(output) per jam orang dan Keluaran/hasil (output per unit modal.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah
segala upaya yang harus dilakukan oleh atasan langsung dengan maksud agar
segala sasaran atau rencana yang ingin dilakukan dapat terlaksana dengan baik.
Upaya-upaya dilakukan dalam pengawasan itu banyak bentuk serta variasinya
C.
PEMELIHARAAN ALAT DAN BAHAN
Setelah
alat-alat laboratorium dipergunakan, perlu diusahakan adanya pemeliharaan dan
penyimpanan yang sesuai. Perilaku terhadap setiap jenis peralatan berbeda.
Penanganan terhadap alat ata gelas tentu berbeda dengan alat logam. Dengan
pemeliharaan dan penyimpanan alat yang baik dapat memperpanjang usia penggunaan
alat-alat tersebut.
Beberapa ketentuan yang harus dipatuhi pada pemeliharaan
peralatan, yaitu antara lain :
1) Alat
gelas dibersihkan dengan sabun detergen dengan menggunakan sikat yang sesuai.
Misalnya buret dengan menggunakan sikat panjang.
2) Khusus
alat yang terbuat dari bahan plastic gunakan spon agar plastic tidak tergores.
3) Alat
gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi basah,
membentuk semacam film yang tipis. Bila alat tersebut belum bersih akan tampak
kumpulan air (titik air) pada permukaan alat.
4) Minyak
atau kerak yang tertinggl pada gelas dapat dibersihkan dengan merendam gelas
selama semalam pada larutn pembersih.
5) Alat
gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak pengering
sebelum disimpan.
6) Alat-alat
logam dapat dicuci dengan sabun detrgen dan kemudian dikeringkan sebelum
disimpan.
Setelah
alat-alat laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu disimpan dengan
rapid an siap untuk digunakan pada kegiatan laboratorium berikutnya. Beberapa
ketentuan dalam penyimpanan alat adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan
alat gelas harus terpisah dengan alat logam
2. Alat
gelas misalnya tabung reaksi, pipet, bursen dan dapat ditempatkan pada tempat
tertentu atau pada kotak yang tersedia.
3. Thermometerbila
dipergunakan dengan dan basah, trlebih dahulu dikeringkan beberapa lama diruang
terbuka pada suh ruangan, dan selanjutnya disimpan ditempat yang telah
disediakan.
4. alat logam misalnya statif, batang statif tidak
perlu dilepas dari dasar statif, dan diletakkan diatas meja.
5. Alat
logam yang sejenis disimpan ditempat yang sama dan usahakan agat tetap dalam
keadaan kering.
Demikian
beberapa petunjuk dalam pemeliharaan dan penyimpanan alat, alat gelas dan
logam, yang perlu dipatuhi agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai dan
tidak cepat rusak.
D.
KEAMANAN, KESELAMATAN DAN P3K
Keselamatan
dan keamanan Kerja (P3K) di laboratorium memerlukan perhatian dan upaya yang
terus menerus, sejalan dan melekat dengan pelaksanaan pekerjaan laboratorium
itu sendiri baik dibidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat.
Penglolaan laboratorium supaya merupakan bagian yang melekat pada semua
aktivitas laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kesakaitan,
penderitaan, serta kerugian material dan financial.
Perlu
dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dilaboratorium dengan
membina dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan Keselamatan di
laboratorium, antara lain dengan diberikannya serta adanya informasi ayng cukup
dan relevan untuk dapat mengerti dan mengethui bahay-bahaya dilaboratorium
serta akibat-akibat yang diakibatkan oleh bahan kimia dan bahan berbahaya
lainnya.
Kecelakaan
dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan, suatu
kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan
kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan membahayakan siring terjadi
dilaboratorium ataupun dibengkel, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut
untuk melakukan kegiatan laboratorium.
Salah
satu hal penting yang diharapkan dari melakukan kegiataan dan eksperimen
didalam belajar sains adalah agar siswa atau mahasiswa berhadapan langsung dengan suatu gejala atau fenomena. untuk
sebagian mahasiwa pemahaman akan terjadi dengan cara melakukan (learning by
doing). Eksperimen dapat merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan dapat
juga membahayakan. Guru atau dosen harus mampu mencegah terjadinya kecelakaan.
Siswa atau mahasiswa harus mengetahui tentang bahaya-bahaya yang dapat terjadi
di dalam melakukan suatu kegiatan laboratorium atau eksperimen sehingga mereka
melakukannya dengan hati-hati. Dengan demikian bahaya terjadinya kecelakaan
dapat dihindari.
a. Sumber Terjadinya Kecelakaan
Terjadinya
kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, akan tetapi dari analisis
terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab
terjadinya kecelakaan di laboratorium:
1. Kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta
perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
laboratorium.
2. Kurang jelasnya
petunjuk kegiatan laboratorium dan juga
kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
3. Kurang bimbingan
terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
4. Kurang atau tidak
tersedianya perlengkapan keamanan atau perlengkapan pelindung kegiatan
laboratorium.
5. Kurang atau tidak
mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
6. Tidak menggunakan
perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan
atau bahan yang tidak sesuai.
7.
Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
Terjadinya
kecelakaan yang menggunakan laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling
minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggungjawabnya.
b. Jika Terjadi Ledakan
Apa yang harus dilakukan jika
terjadi suatu kecelakaan tidak dapat dinyatakan dalam suatu rangkayan atau
aturan sederhana. Cara terbaik adalah menanganinya setenang mungkin dan banyak
melatih kepekaan. Pertolongan pertama pada kecelakaan dapat dijadikan acuan
jika diperlukan.
Dosen atau guru perlu memberikan petunjuk
kepada siswa atau mahasiswa tentang perlunya mendapat laporan semua kecelakaan,
baik berupa luka maupun tidak. Hal ini dilakukan agar kecelakaan tersebut mendapat
perlakuan selayaknya dan memungkinkan dosen atau guru menyelidiki penyebab
terjadinya kecelakaan.
Ada tiga hal mendasar yang harus
diperoleh untuk mengidentifikasi informasi tentang kecelakaan yaitu
1. Gambaran kecelakaan temasuk luka
jika ada.
2. Sebab-sebab kecelakaan.
3. Gambaran tindakan
yang harus dlakukan untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan.
c. Perlengkapan Kecelakaan
Perlengkapan
kecelakaan dibagi atas dua kelompok, yaitu :
1. Perlengkapan yang digunakan untuk
perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa
yang tidak biasa.
2. Perlengkapan yang digunakan
sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang
diketahui berbahaya.
Setiap orang harus mengetahui
bagaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan. Ketika peralatan darurat
diperlukan, kecepatan dapat diUtamakan. Alat-alat darurat terdiri dari :
a) Alarm
Kebakaran
b) Alat
dan bahan pemadam kebakaran
c) Pancuran
Keselamatan
d) Botol
pencuci mata
e) Pintu
Darurat
f) Selimut
Kebakaran
Dalam
bekerja dengan berbagai bahan korosif dan bahan perwarna, pengetahuan tentang
metode perlindungan pribadi manjadi hal penting. Walaupun tujuan utama adalah
untuk menceggah kecelakaan, penting untuk menggunakan perlengkapan keselamatan
pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka terjadi kecelakaan.
Beberapa
perlengkapan pribadi biasa digunakan adalah
1. Jas Laboratorium.
Untuk mencegah kotornya
pakaian. Penggunaan sangat umum akan tetapi tidak popular dikalangan siswa SMU
karena keengganan untuk membawa dan memakainya.
2. Perlindungan lengan,
tangan dan jari.
Sarung tangan yang
mudah dikenakan dan dilepaskan merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari
panas, bahan kimia dan bahaya lainnya.
3. Perlindungan mata.
Kacamata pelindung
digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia dan dilaboratorium
perlu disediakan paling sedikit sepasang. Idealnya setiap siswa atau mahasiswa
memilikinya.
4. Respirator atau
lemari uap.
Respirator digunakan
sebagai perlindungan terhadap gas, uap dan debu yang dapat menggangu slauran
pernafasan. Bila bekerja dengan gas-gas beracun walaupun hanya sedikit agar
melindungi dari keracunan.
5. Sepatu pengaman.
Sepatu khusus dengan
bagian atas yang kuat dan soalnya yang padat harus dipakai saat bekerja di
laboratorium atau bengkel. Jangan menggunakan sandal untuk menghindari luka
dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh
benda-benda berat.
6. Laya Pelindung.
Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari
bahan-bahan kimia dan alat-alat hampa udara. Layar ini ditempatkan dimeja dosen
atau guru.
Alat-alat perlindungan
seperti kacamata, sarung tangan dan
respirator harus ditempatkan terbuka, demikian juga alat lain yang digunakan
secara terstruktur, jangan disimpan tersembunyi dalam lemari. Petunjuk penggunaanya
harus diikuti dengan kesadaran bahwa hal tersebut adalah untuk kebaikan siswa
atau mahasiswa dan bukan sekedar peringatan. Semua perlengkapan harus
dipelihara dengan baik.
d.
Upaya Pencegahan Kecelakaan
Pencegahan
kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin karena lebih muahda dan murh
dibandingkan dengan perbaikan dan penggantian akibat kecelakaan yang sudah
terjadi apalagi kerugian akibat kebakaran dan kematian. Pada dasarnya ada empat
prinsip untuk membuat suatu laboratorium bebas dan aman dari kecelakaan
(accident free operation), yaitu :
1. Semua kecelakaan
sekecil apapun yang mungkin terjadi, harus dapat dicegah sedini mungkin.
2. Lingkungan kerja
termasuk bangunan, alat, sistem, dan sarana laboratorium harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kecelakaan.
3. Setiap personal yang
bekerja di laboratorium harus dilatih agar membiasakan diri bekerja secara
aman, bersih dan disiplin.
A.
MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN
DI LABORATORIUM
Merencanakan
(Plan)
Sebelum melaksanaan Praktikum di
laboratorium maka perlu memperhatikan kegiatan apa yang akan dilaksanakan
dengan Merencanakannya. Rencana yang akan dilaksanakan di laboratorium dibuat
dan disusun oleh guru yang bersangkutan
dengan memperhatikan materi yang akan disampaikan kepada siswa atau peserta
didik. Rencana bisa dalam bentuk Penuntun Praktikum, Lembar Kerja Siswa (LKS),
atau Jurnal. Persiapan guru yang diperlukan disini dimana setiap materi yang
diberikan atau yang akan sampaikan kepada siswa harus dipersiapkan dengan
matang, karena akan mempengaruhi kinerja bahkan pemahaman siswa dalam memahami materi. Sebelum melaksanakan
praktikum yang pertama dilakukan adalam menyampaikan apa yang akan dilaksanakan
dilaboratorium, biasanya diberikan di dalam kelas sebelum pelaksanaan
praktikum.
Rencana kegiatan dalam bentuk
LKS, Penuntun Praktikum, atau Jurnal harus lebih dahulu dipahami oleh siswa,
agar tiba waktunya pelaksanaan maka tidak lagi kebingungan dalam mengambil
tindakan dilaboratorium.
Melaksanakan
(Do)
Dalam melaksanakan Kegiatan dilaboratorium maka
diperlukan Kedisiplinan dalam melaksanakan praktikum. Dimana semua tindakan
yang kita lakukan dilaboratorium harus dilaksanaakan dengan hati-hati. Ada tiga
disiplin dalam melaksanakan ketertiban di laboratorium yaitu Larangan, Petunjuk
dan Suruhan.
Tugas
dari seorang guru yaitu selain menuntun anak didik tetapi juga mengawasi setiap
perilaku atau mengontrol apa yang dilakukan oleh siswa di laboratorium. Melihat
kondisi dan situasi kelas yang sedang melaksanakan praktikum, dan juga
mengadakan penilaian yang objektif kepada siswa yang bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebelumnya.
Dalam
pelaksanaan ini juga guru tak henti-hentinya memberikan arahan bahkan
memberikan peringatan kepada setiap siswa (murid) agar tetap berhati-hati
dimana jika terjadi sedikit kesalahan maka akan berpengaruh sangat besar baik
fisiknya ataupun jiwa dari siswa, dan bahkan bisa menimbulkan trauma bagi yang
pernah terkena kecelakaan atau kesalahan dalam setiap melaksanakan tugasnya
dalam praktikum.
BAB
III
KESIMPULAN
Laboratorium adalah sarana penunjang
dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu yang sesuai
dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar
untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Laboratorium juga dapat diartikan
sebagai tempat untuk melakukan ujicoba (percobaan) terhadap benda yang
diteliti.
Fungsi
dari laboratorium itu sendiri adalah Sebagai
tempat timbulnya masalah, dimana melalui pelaksanaan praktikum di laboratorium
maka masalah bisa saja timbul. Sebagai tempat memecahkan masalah dan masih
banyak lagi kegunaannya. Laboratorium dilengkapi oleh meja, lemari, papan
tulis, rak, listrik, dan perlengkapan lainnya. Struktur organisasinya oleh
kepala laboratorium sampai pada asisten (laboran).
Kecelakaan
dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan, suatu
kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan
kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan membahayakan siring terjadi
dilaboratorium ataupun dibengkel, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut
untuk melakukan kegiatan laboratorium.
Daftar Pustaka :
-
Kaunang,T.D.2008.Hand Out Teknik
Laboratorium. Tondano : Universitas Negeri Manado.
-
Edukasi.2009
http://www.e-dukasi.net/pengertian_laboratorium[Maret
2009]
-
Wirjosoematro, K,dkk. 2004. Teknik
Laboratorium. IMSTEP : Jica
-
WIKIPEDIA.2009
http://www.wikipedia.com/wiki/Laboratorium[Maret
2009]
*berkreasilah,,jangan hanya COPY PASTE...!!
Langganan:
Postingan (Atom)